SISTEM REGULASI MANUSIA
A.
SISTEM
SARAF
Sistem saraf
merupakan sistem koordinasi/sistem kontrol yang bertugas menerima rangsangan ke
semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut
(jaringan komunikasi dalam tubuh).
1. Sel Saraf (neuron)
Merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas badan sel saraf,
dendrit, dan neurit (akson).
- Badan
sel, mengandung nucleus dan nucleolus yang dikelilingi oleh
sitoplasma.
- Dendrit, merupakan
serabut saraf pendek yang bercabang-cabang keluar dari badan sel.
Berfungsi menerima impuls (rangsangan) yang datang dari neuron lain untuk
dibawa menujun badan sel saraf.
- Neurit
(akson), merupakan
serabut saraf panjang dan umumnya impuls dari badan sel saraf ke
kelenjar-kelenjar dan serabut-serabut ke otot. Kebanyakan diselubungi
selubung myelin yang berfungsi melindungi, memberi nutrisi, dan
mempercepat jalannya impuls.
Bersadarkan
fungsinya neuron dibedakan menjadi 4, yaitu :
1.
Neuron
sensorik, berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan
saraf. Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan neuritnya berhubungan dengan
neuron lain.
- Neuron
motorik, berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan
saraf pusat ke efektor. Dendritnya menerima impuls dari akson neuron lain
dan neuritnya berhubungan dengan efektor.
- Neuron
konektor, berfungsi menghubungkan neuron satu dengan neuron yang
lain.
- Neuron
adjustor, berfungsi menghubungkan neuron sensorik dengan neuron
motorik pada pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
2.
Penghantaran
Inpuls
Rangsangan yang diterima oleh neuron
sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
a. Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila dalam keadaan istirahat,
muatan listrik di luar sel saraf positif (+), sedangkan muatan listrik di dalam
membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi.
b. Penghantaran lewat Sinapsis
1). Bila impuls sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan
peningkatan permiabelitas membran prasinapsis terhadap ion
Ca.
2). Gelembung sinapsis melebur dengan membran prasinapsis
sambil mengeluarkan neurotransmiter ke celah sinapsis.
3). Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis.
Setelah itu neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase
menjadi setil dan asam stanont. Zat ini disimpan dalam gelembung sinapsis untuk
dipergunakan lagi.
3.
Gerak Tubuh
a. Gerak
Biasa
Yaitu gerak yang
disadari, misalnya menulis, berjalan, dan makan. Gerak biasa impulsnya melalui
otak.
Jalannya rangsang :
reseptor → neuron sensorik → otak → neuron motorik → efektor.
b. Gerak
Refleks
Pada gerak refleks,
rangsangan tidak diolah di otak. Jalan terpendek yang dilalui gerak ini disebutlengkung
refleks.
Jalannya rangsang :
reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang belakang → neuron motorik → efektor.
4. Susunan Sistem saraf
a.
Sistem saraf pusat
1. Otak
Otak besar (cerebrum) terdiri atas
lobus ocifitalis (bagian belakang) sebagai pusat penglihatan, lobus parietalis
(bagian tengah) sebagai pusat pengendalian kerja kulit, lobus temporalis
(bagian sampaing) sebagai pusat pendengaran, dan lobus frontalis (bagian depan)
sebagai pusat pengendalian kerja otot.
Sebagai pengendali
dan pengatur kerja organ tubuh, cerebrum dibedakan atas:
A. Area
sensorik, sebagai penerima
rangsang dari reseptor.
B. Area
motorik, merespon rangsang
yang sampai di otak dan efektor.
C. Area
asosiasi, sebagai
penghubung area sensorik dengan area motorik, sebagai pusat berfikir, membuat
keputusan, serta menyimpan ingatan dan kesimpulan..
Otak kecil (cerebellum) sebagai pusat
keseimbangan, koordinasi gerakan otot secara sadar dan posisi tubuh. Kerusakan
cerebellum akan menyebabkan gerak otot tidak terkoordinasi.
Otak
kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
A. Otak
depan meliputi:
1. Hipotalamus, merupakan pusat
pengatur suhu, selera makan, keseimbangan cairan tubuh, haus, tingkah laku,
kegiatan reproduksi, meregulasi pituitari.
2. Talamus, merupakan pusat
pengatur sensori, menerima semua rangsan yang berasal dari sensorik cerebrum.
3. Kelenjar pituitary, sebagai sekresi
hormon.
B.
Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus
yang merupakan pusat refleks mata.
C.
Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil
dan medulla oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur denyut jantung,
tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic,
batuk, dan bersin.
2.
Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang
belakang merupakan lanjutan dari medulla oblongata ke bawah sampai ruas kedua
tulang pinggang. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk menghubungkan impuls
dari dank e otak, memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.
Bagian-bagian
sumsum tulang belakang:
a) Lapisan
luar berwarna
putih dan mengandung akson.
b) Lapisan
dalam berwarna
kelabu dan mengandung badan sel saraf.
c) Bagian
dalam terdapat
bagian yang berbentuk kupu-kupu yang disebut akar dorsal (mengandung sensorik,
dendritnya berhubungan dengan reseptor), dan akar ventral (mengandung neuron
motorik, aksonnya menuju efektor).
Pelindung
pusat susunan saraf otak dan sumsum tulang belakang disebut meninges, yang meliputi piameter,
arakhnoid, dan durameter.
a) Piameter, merupakan selaput
paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan sumsum tulang belakang,
banyak mengandung pembuluh darah, berperan memberi oksigen dan zat makanan
serta mengeluarkan sisa metabolisme.
b) Arakhnoid, berupa jaringan
yang lembut, terletak diantara piameter dan durameter.
c) Durameter, merupakan lapisan
terluar yang padat dank eras serta menyatu dengan tengkorak.
Pada sistem saraf
pusat terdapat cairan yang cerebrospinal, terletak pada ventrikel otak dan
sentralis berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak dan medulla spinalis.
b. Sistem saraf tepi
System saraf tepi berdasarkan
arah impulsnya terbagi menjadi 2, yaitu system aferen (sensori) dan system eferen
(motor).
a)
saraf sensorik (aferen) somatik :
membawa informasi dari kulit, otot rangka dan sendi, ke sistem saraf pusat
b)
saraf motorik (eferen) somatik : membawa
informasi dari sistem saraf pusat ke otot rangka,
c)
saraf sesnsorik (eferen) viseral :
membawa informasi dari dinding visera ke sistem saraf pusat,
d)
saraf mototrik (eferen) viseral :
membawa informasi dari sistem saraf pusat ke otot polos, otot jantung dan
kelenjar.
Saraf
eferen viseral disebut juga sistem saraf otonom. Sistem saraf tepi terdiri atas
saraf otak (s.kranial) dan saraf spinal.
1. Saraf Otak (s.kranial)
Bila saraf spinal membawa informasi impuls dari perifer ke medula spinalis dan membawa impuls motorik dari medula spinalis ke perifer, maka ke 12 pasang saraf kranial menghubungkan jaras-jaras tersebut dengan batang otak. Saraf cranial sebagian merupakan saraf campuran artinya memiliki saraf sensorik dan saraf motorik.
1. Saraf Otak (s.kranial)
Bila saraf spinal membawa informasi impuls dari perifer ke medula spinalis dan membawa impuls motorik dari medula spinalis ke perifer, maka ke 12 pasang saraf kranial menghubungkan jaras-jaras tersebut dengan batang otak. Saraf cranial sebagian merupakan saraf campuran artinya memiliki saraf sensorik dan saraf motorik.
2.
Saraf Spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari medula apinalis dan kemudian dari kolumna vertabalis melalui celah sempit antara ruas-ruas tulang vertebra. Celah tersebut dinamakan foramina intervertebrelia. Seluruh saraf spinal merupakan saraf campuran karena mengandung serat-serat eferen yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik. Mendekati medula spinalis, serat-serat eferen memisahkan diri dari serat –serat eferen. Serat eferen masuk ke medula spinalis membentuk akar belakang (radix dorsalis), sedangkan serat eferen keluar dari medula spinalis membentuk akar depan (radix ventralis). Berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari medula apinalis dan kemudian dari kolumna vertabalis melalui celah sempit antara ruas-ruas tulang vertebra. Celah tersebut dinamakan foramina intervertebrelia. Seluruh saraf spinal merupakan saraf campuran karena mengandung serat-serat eferen yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik. Mendekati medula spinalis, serat-serat eferen memisahkan diri dari serat –serat eferen. Serat eferen masuk ke medula spinalis membentuk akar belakang (radix dorsalis), sedangkan serat eferen keluar dari medula spinalis membentuk akar depan (radix ventralis). Berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
c. Sistem saraf tak sadar (otonom)
1. Saraf simpatik
Saraf simpatik
berpangkal pada medulla spinalis daerah leher dan pinggang, disebut saraf
torakolumbar, berfungsi untuk mengaktifkan organ agar bekerja secara otomatis.
Serabut ini menuju ke otot polos, alat peredaran darah, pencernaan makanan, dan
pernafasan.
2. Saraf parasimpatik
Saraf para simpatik
berpangkal pada kedua oblongata dan daerah sacrum, bekerja berlawanan dengan
saraf simpatik.
5.
Mekanisme
Kerja Saraf
Neuron mampu
menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan sel
saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai di
ujung akson, maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang memacu
dendrit yang berhubungan dengan akson tadi. Neurohumor yang dikenal:
i. Asetilkolin, merupakan zat
pemacu hubungan antara neuron dengan neuron, neuron dengan otot lurik, dan
neuron dengan otot polos.
ii. Adrenalin (epinefrin), memacu hubungan
antara neuron dengan otot jantung, neuron dengan otot polos bronkus. Epinefrin
bersifat inhibitor, namun zat ini dapat dihilangkan oleh enzim kolinesterase
pada sinspsis.
B.
SISTEM
ENDOKRIN
Sistem endokrin (sistem hormon) merupakan
bagian dari sistem hormon yang mempunyai hubungan erat dengan sistem
saraf. Perbedaan sistem hormon dengan sistem saraf dapat dilihat pada tabel.
Perbedaan sistem saraf dengan sistem
endokrin
No.
|
Sistem saraf
|
Sistem endokrin
|
1.
2.
3.
|
Responnya cepat
Signal-signal
dibawa melalui neuron
Responnya
langsung terhadap rangsangan dari luar
|
Responnya lambat
Hormon-hormon
dibawa melelui darah
Responnya tidak
langsung terhadap internal
|
Hormon diperlukan
oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi mempunyai pengaruh yang amat
besar.
Hormon berfungsi
sebagai berikut:
1. Mengatur
homoeostatis
2. Memacu pertumbuhan
3. Untuk reproduksi
4. Mengatur
metabolisme
5. Mengatur tingkah
laku.
Hormon dihasilkan
oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak
dialirkan melalui saluran tetapi langsung masuk ke pembuluh darah.
Berdasarkan
aktivitasnya, kelenjar endokrin dibedakan menjadi tiga:
1. Kelenjar yang
bekerja sepanjang hayat, contoh kelenjar tiroid
2. Kelenjar yang
bekerja mulai saat tertentu, contoh kelenjar kelamin.
3. Kelenjar yang
bekerja sampai saat tertentu, contoh kelenjar timus.
Berdasarkan letak
dan macamnya kelenjar endokrin dibedakan menjadi :
1. Kelenjar Hipofisis
Disebut juga master
of gland karena mampu mensekresikan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan dalam tubuh. Terdiri dari :
a. Hipofisis lobus anterior, menghasilkan
hormone:
1). Somatotropin, mempengruhi
pertumbuhan.
2). Lactogenic Hormone, mempengaruhi kerja
kelenjar susu.
3). Thyroid Stimulating Hormone
(TSH), berfungsi sekresi kelenjar tiroid.
4). Adrenocorticotropic Hormon
(ACTH), berfungsi mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal.
5). Gonadotropin, mempengaruhi
kerja gonad (organ kelamin).
b. Hipofisis pars intermedia
Menghasilkan
hormone Melanocyt
Stimulating Hormon (MSH), mengatur perubahan warna kulit.
c. Hipofisis lobus
posterior, menghasilkan hormone :
1. Oksitosin, membantu proses
kelahira.
2. Vasopresin atau ADH, mempengaruhi
menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah
3. Pretesin, mempengaruhi
tekanan darah
2. Kelenjar Tiroid
Mensekresikan
hormone tiroksin yang berfungsi mempengaruhi metabolisme sel, pertumbuhan,
perkembangan, dan diferensiasi jaringan tubuh.
Kelebihan tiroksin
menyebabkan morbus
basedowi, yaitu peningkatan metabolisme seperti peningkatan denyut jantung,
gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar, mata terbelalak. Pada anak-anak,
jika kelebihan akan menyebabkan gigantisme, dan bila kekurangan menyebabkan
kretinisme (kekerdilan), sedangkan pada dewasa menyebabkan miksedema, dengan
gejala laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan dan rambut rontok.
3. Kelenjar Paratiroid
Mensekresikan
parathormon yang berfungsi mempertahankan kadar Ca dan P dalam darah.
Hipersekresi menyebabkan batu ginjal dan gejala kekejangan otot. Hiposekresi menyebabkan
kelainan tulang seperti rapuh, bentuk abnormal, dan mudah patah.
4. Kelenjar Suprarenalis
(Adrenal)
Bagian korteks mensekresikan hormone kortison/kortikoid. Kekurangan akan
menyebabkan Addison, dengan
tanda-tanda kulit memerah, berat badan turun, badan lemah, dan tekanan darah
rendah.
Bagian Medula mensekresikan
hormone Adrenalin/epinefrin, yang berfungsi
memacu jantung, melapangkan pernafasan, mengendorkan otot bronkioli, memacu
glikogenolisis sehingga kadar gula dalm darah meningkat.
5. Kelenjar Pankreas
Merupakan
sekelompok sel yang dikenal dengan pulau Langerhands yang mensekresikan hormone insulin
dan glukagon yang bekerja berlawanan untuk mengatur kadar gula dalam darah.
Bila kadar gula tinggi, pancreas mensekresikan hormone insulin untuk mengubah
glukosa menjadi glukagon. Sebaliknya, bila kadar glukosa menurun, maka hormone
glukagon akan mengubah glikogen menjadi glukosa. Kekurangan insulin
menyebabkan diabetes
militus.
6. Kelenjar Timus
Terletak di daerah
dada, berfungsi pada masa pertumbuhan, yaitu mensekresikan hormonesomatotrof.
7. Kelenjar kelamin
Pada laki-laki
adalah testis, mensekresikan
hormon androgen/testosteron dan spermatozoa. Testosteron mempengaruhi
spermatogenesis serta untuk pertumbuhan sekunder., pada laki-laki misalnya
suara menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut pada daerah
tertentu (kumis, jenggot, jambang).
Pada
perempuan, ovarium menghasilkan ovum
dan mensekresikan hormone esterogen dan progesterone. Esterogen disekresikan
oleh folikel De Graaf yang berfungsi mempengaruhi sifat kelamin sekunder
perempuan seperti membesarnya payudara, pinggul, serta mulai menstruasi. Progesterondisekresikan oleh
korpus luteum yang berfungsi mengatur pertumbuhan plasenta, menghambat sekresi
FSH, bersam laktogen memperlancar ASI, dan mengatur endometrium.
8. Kelenjar Pencernaan
Lambuang
mensekresikan hormone gastrin, yang berfungsi untuk merangsang sekresi hormone
gastrin. Kelenjar usus memproduksi memproduksi hormone sekretin yang berfungsi
merangsang sekresi getah pancreas dan kolesistokinin yang merangsang vesika
felea untuk mensekresikan getah empedu ke dalam usus.
9. Kelenjar Pineal
Kelenjar ini terletak
di otak bagian atas. Kelenjar ini berfungsi mensekresikan melatonin, suatu
hormone yang berasal dari serotonin.
C.
SISTEM
INDRA
Di dalam tubuh
manusia terdapat bermaca-macam reseptor untuk mengetahui rangsangan dari luar,
yang disebut dengan ektoseseptor, yaitu alat indra. Ada lima macam alat indra
sehingga di sebut pancaindra, yaitu indra penglihatan, pendenganran, peraba,
pengecap, dan pembau.
1.
Indra
Penglihatan
Indra penglihatan
manusia adalah mata. Sel-sel reseptor penglihatan (fotoreseptor) terlatak pada
retina, yang tersusun atas sel batang dan sel kerucut.
a. Bagian Mata :
b. Mekanisme kerja mata
Cahaya ditangkap
mata → retina (bintik kuning) → kornea → aqueous humor → pupil → lensa →
vitreous humor → fotoreseptor di retina → serabut saraf optic → pusat
penglihatan di otak → sensasi penglihatan.
c. Kelainan pada mata
1. Mata
Miopi (rabun jauh)
Lensa terlalu
cembung, sehingga sinar sejajar yang masuk jatuh di depan retina, akibatnya
benda tampak tidak jelas. Kelainan ini dikoreksi dengan lensa cekung (negatif).
2. Mata Hipertropi
(rabun dekat)
Lensa terlalu pipih
sehingga sinar sejajar yang masuk jatuh di belakang retina. Kelainan ini
dikoreksi dengan lensa cembung (positif).
3. Mata Prebiopsi (mata
tua).
Lensa mata terlalu
pipih dan daya akomodasinya sangat kurang karena usia tua. Kelainan ini
dikoreksi dengan lensa rangkap (cembung-cekung).
4. Astigmatisma
Bidang refraksi
tidak rata sehingga sinar masuk ke dalam mata tidak difokuskan ke satu titik.
Kelainan ini dikoreksi dengan lensa silindris.
5. Kekurangan Vitamin A, menyebabkan:
a. Bintik bitot, yaitu bintik putih pada kornea.
b. Xeroftalmia, keadaan kornea mongering.
c. Keratomalasi, kornea rusak
d. Kebutaan kornea
6. Katarak
Karena kekurangan
vitamin B2 (riboflavin) sehingga penglihatan terganggu karena
lensa mata keruh.
7. Buta Warna
Kebutaan terhadap
warna di dalam retina terhadap tiga macam sel kerucut yang masing-masing peka
terhadap warna dasar merah, hijau, dan biru. Berdasarkan reseptor warna
tersebut dikenal:
a. Mata
Trikromat, yaitu mata normal, memiliki tiga macam reseptor warna.
b. Mata Dikromat, yaitu hanya
memiliki dua reseptor warna, dibedakan menjadi protanopia (buta warna),
deutaranopia (buta warna hijau), dan ritanopia (buta warna biru).
c. Mata Monokromat, yaitu hanya
memiliki satu macam reseptor warna, sehingga hanya dapat melihat warna hitam
dan putih, serta bayangan abu-abu.
8. Glaukoma
Adalah meningkatnya
volume aqueous humor, menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler sehingga
kapiler darah tertekan, kelangsungan hidup sel-sel penyususn retina terancam
dan dapat berakibat kebutaan.
9. Strabismus (juling)
Merupakan gangguan
otot penggerak mata, dapat diperbaiki dengan cara operasi.
2.
Indra
Pendengaran (telinga)
a. Struktur Telinga
Telinga terdiri
dari tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1). Telinga luar:
daun telinga, liang telinga yang membantu mengkonsentrs=asikan gelombang suara.
2). Telinga Tengah:
a.
Membran Timfani (selaput gendang), menerima gelombang bunyi.
b.
Tulang-tulang pendengaran: tl. Martil (os maleus), tl. Landasan (os inkus) dan
tl. Sanggurdi (os stapes), meneruskan vibrasi ke jendela oval.
c.
saluran eustachius, menyeimbangkan tekanan udara antara telinga tengah dengan
lingkungan.
3). Telinga dalam
a.
Jendela oval, penghubung telinga tengah dan telinga dalam.
b.
Jendela melingkar, sebagai reseptor suara
c.
Koklea (rumah siput), reseptor untuk gerakan kepala.
d.
Saluran semisirkuler dan utrikulus, reseptor gravitasi
e.
Membran basiler, meneruskan vibrasi
f.
Organ Korti, tempat terdapatnya reseptor suara berbentuk rambut.
g.
Membran tektorial, meneruskan vibrasi ke organ korti.
b. Mekanisme Pendengaran
Getaran suara →
daun telinga → saluran pendengaran → membrane timfani → tulang martil → tl.
Landasan → tl. Sanggurdi → jendela oval → cairan koklea → ujung saraf auditori
→ otak (lobus temporalis) → persepsi suara.
c. Alat Keseimbangan
Telinga berfungsi
sebagai alat keseimbangan, yaitu alat deteksi posisi tubuhyang berhubungan
dengan gravitasi dan gerak tubuh.
3.
Indra
peraba dan perasa (kulit)
Kulit merupakan
indra peraba dan perasa karena memiliki reseptor-reseptor sebagai berikut.
1. Korpuskula Paccini, ujung saraf
perasa tekanan kuat
2. Ujung saraf
sekeliling rambut, ujung saraf peraba.
3. Korpuskula Ruffini, ujung saraf
perasa panas.
4. Ujung saraf Krause, ujung saraf
perasa dingin.
5. Korpuskula Meisneir, ujung saraf
peraba.
6. Lempeng Merkel, ujung saraf
perasa sentuhan dan tekanan ringan.
7. Ujung saraf tanpa
selaput (telanjang), merupakan perasa sakit.
4.
Indra
Pengecap (lidah)
Lidah merupakan
indra pengecap yang disebut kemoreseptor. Indra ini berupa kuncup/tunas
pengecap yang mampu mengecap empat cita rasa yaitu manis (ujung lidah), asin (samping
depan lidah), asam (samping belakang lidah), dan pahit (pangkal lidah). Bila zat masuk ke
mulut, akan terlarut dan mengenai tunas pengecap, impuls akan diteruskan ke
saraf VII dan IX menuju otak, oleh otak diolah, dan timbul kesan rasa.
5. Indra Pembau (hidung)
Reseptor pembau
terdapat dalam lapisan muka rongga hidung, berupa sel-sel olfaktori, yang
berbentuk memanjang dengan ujung yang bersilia. Impuls sensoris akan
ditransmisikan oleh serabut saraf cranial (saraf olfaktori) ke pusat pembau di
otak.
D.
KELAINAN PADA SYSTEM KOORDINASI
1.
Amnesia
Adalah ketidakmampuan seseorang
untuk mengenali kejadian-kejadian atau mengingat apa yang terjadi dalam suatu
periode si masa lampauakibat goncangan batin atau cedera otak. Penderita
amnesia seringkali lupa akan identitas dirinya dan orang lain.
2.
Epilepsi
Penyakit
yang terjadi karena dilepaskan letusan-letusan listrik (impuls) pada neuron di
otak. Penyebabnya antara lain, terdapatnya jaringan-jaringan parut di otak dari
bekas luka sewaktu kelahiran atau karena infeksi, tumor, gangguan metabolisme
dan ada yang tidak diketahui penyebabnya.
3.
Parkinson
Disebakan oleh berkurangnya
neutransmitter dopamin pada dasar gangguan dengan gejala kekakuan otot, otot
muka kaku menimbulkan kesan seolah bertopeng, maka sulit mengedip dan langkah
kaki menjadi kecil dan kaku.
4.
Poliomiolitis
Disebabkan oleh infeksi virus yang
menyernag neuron motor sistem pusat (otak dan medulla spinalis). Gejala antara
lain: panas, sakit kepala, kaku duduk, sakit otot kemudian kelumpuhan.
5.
Stroke
Stroke
adalah kerusakan otak akibatnya tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah
diotak. Penyumbatan ini dapat terjadi akibat penyempitan pembuluh darah
(arteiosclerosis), penyumbatan oleh suatu emboli atau keduanya. Sering terjadi
pada penderita darah tinggi.
E. OBAT
PSIKOTROPIKA BERBAHAYA
1. Stimulant bersifat menstimulasi sistem saraf sistem
saraf simpatik melalui pusat di hipotalamus sehingga meningkatkan kerja.
Misalnya meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, pengecilan pupil, dan
peningkatan gula darah. Stimulant dapat berupa kafein, nikotin, phenmetrazin,
metal amfetamin, preludin, Ritalin, serta kokain).
2. Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan
sistem saraf sehingga menurunkan aktivitas pemakainya. Depresan terkenal dengan
obat penenang/ obat tidur. Ada 5 kategori yaitu:etanol, barbiturate, obat
penenang, opiate, anastetik.
3. Halusinogen dalam dosis sedang, halusinogen
mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi penglihatan dan pendengaran subjek
dan juga peningkatan respon emosional. Dalam dosis yang lebih tinggi, dapat
terjadi halusinasi. Halusinogen dapat berupa LSD, STP, DMT, mesakolin,
psilosibin, dan PCP
F.
BAHAYA MINUMAN BERALKOHOL
Minuman beralkohol dapat memeberi
efek menghilangkan rasa takut dan geliah.
Seperti halnya narkotika, minuman beralkohol menimbulkan kecanduan.
Minuman beralkohol mengganggu kerja sistem saraf pusatdan menyebabkan
kehilangan kesadaran (mabuk) dan kendali otot gerak, denyut jantung melemah dan
frakuensi pernapasan menjadi lambat. Selain itu, alkohol dapat merusak organ
hati dan bagi wanit-wanita hamil dapat membahayakan janin dalam kandungannya.
No comments:
Post a Comment