Monday, October 15, 2018

APLIKASI ALJABAR LINIER DALAM GENETIKA

Aplikasi Aljabar Linier dalam Genetika


Genetika adalah bidang yang mempelajari tentang gen dan penurunan sifat makhluk hidup (hereditas). Salah satu ilmu yang menerapkan bidang genetika yaitu Aljabar Linier, terutama dalam penerapan hukum Mendel. Hukum Mendel menggunakan operasi matriks dalam perhitungannya.
Matriks dapat memudahkan kita dalam memprediksi hasil dari persilangan dan sifat yang akan muncul. Dengan metode perhitungan matriks, perhitungan akan menjadi lebih mudah dimengerti.
Misalkan pada suatu populasi ada tanaman yang mempunyai genotip AA, Aa, dan aa. Alel A dominan terhadap alel a. Alel A menggambarkan tanaman yang tinggi, sementara alel a adalah tanaman yang kerdil.
Jika diketahui pada suatu populasi, perbandingan tanaman dengan genotip AA, Aa, dan aa adalah 1:1:1, maka kita dapat menentukan kemungkinan dari genotip keturunan yang dihasilkan.
Kasus pertama apabila semua tanaman disilangkan dengan tanaman genotip AA homozigot. Pertama kita melihat hasil persilangan tiap genotip. Genotip AA dengan AA akan menghasilkan AA lagi, genotip AA dengan Aa akan menghasilkan AA dan Aa, kemudian AA dengan aa akan menghasilkan Aa. Dari hasil persilangan keturunan pertama ternyata didapati tidak ada tanaman yang kerdil, karena hasil persilangan hanya genotip AA dan Aa, dengan perbandingan 1:1:0.

Matriks Persilangan

Kemudian untuk keturunan kedua didapat lagi hasil yang sama, yaitu genotip AA dan Aa, hanya saja jumlah Aa lebih sedikit. Semakin lama jumlah Aa akan semakin mengecil dan akhirnya semua tanaman akan menghasilkan genotip AA. Jika digambarkan X1=AX0 dimana Xn adalah keturunan ke-n. dan A adalah matriks hasil persilangan.

Matriks Keturunan

Kasus kedua adalah jika semua tanaman disilangkan dengan genotip Aa. Hasil persilangan untuk genotip AA adalah AA dan Aa, untuk genotip Aa adalah AA, Aa dan aa, dan untuk genotip aa adalah Aa dan aa. Dari keturunan pertama ternyata sudah muncul fenotip tanaman kerdil. Hasil persilangannya adalah sebagai berikut :
Ilustrasi Matriks Persilangan

MATLAB


“MATLAB”
Dalam Pembelajaran Aljabar Linier


Terdapat ratusan bahkan ribuan program aplikasi komputer atau perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran matematika, khususnya aljabar linier. Salah satu perangkat lunak bantu yang dapat digunakan dalam pembelajaran aljabar linier yaitu Matrix Laboratory (MATLAB).
Matlab atau yang disebut juga Matrix Laboratory adalah sebuah program untuk menganalisis dan mengkomputasi data numerik. Matlab juga merupakan suatu bahasa pemrograman matematika yang dibentuk dengan dasar pemikiran yang menggunakan sifat dan bentuk matriks. Program matlab ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kecepatan, dan keakuratan dalam berbagai perhitungan dalam pembelajaran matematika sehingga waktu yang diperlukan dalam mengerjakan permasalahan matematika lebih efisien dan hasil yang diperoleh lebih akurat dibandingkan dengan perhitungan yag dilakukan secara manual.
Matlab dapat digunakan untuk mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam suatu model yang sangat mudah dipakai dimana masalah masalah dan penyelesaiannya diekpresikan dalam notasi matematika yang umum. Penggunaan matlab meliputi bidang-bidang matematika dan komputasi, visualisasi, pembentukan algoritma, akusisi data, pemodelan, simulasi dan pembuatan prototype, analisa data, explorasi dan visualisasi, grafik keilmuan dan bidang rekayasa. Sehingga dengan berbagai kegunaan tersebut dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi atau permasalahan.
References :
      ·         Hardani, Amelia (2013). Matlab. http://ameliaadz.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-matlab.html?m=1 , diakses tanggal 24 Februari 2018.
      ·         Sahid, (2004). Aplikasi Komputer dengan MATLAB. http://www.lim-itedbookstore.com/buku/pengantar-komputasi-numerik-dengan-matlab-drs-sahid-msc.htm , diakses tanggal 24 Februari 2018.

INTEGRASI IPTEK DALAM ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman dan semakin majunya peradaban, maka semakin banyak munculnya teknologi yang memberi kemudahan kepada manusia. Kemudahan inilah yang sering memberi makna yang beragam sehingga kadang kala banyak penafsiran yang salah. Sebagian dari kaum muslim ada yang sangat antipati terhadap kemajuan teknologi yang berkembang karena alasan agama tidak menyukai adanya teknologi yang berkembang sehingga menyebabkan lunturnya iman.
Pemahaman yang beragam inilah yang perlu dibenarkan. Sejatinya agama apapun termasuk islam tidak pernah melarang adanya perkembangan ilmu pengetahuan sehingga menjadikan teknologi yang semakin berkembang. Berkembangnya teknologi justru memberikan manfaat yang banyak dan sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah. Pandangan yang antipati terhadap kemajuan ilmu pengetahuan perlu diluruskan kembali dengan pemahaman yang lebih komprehensif.
Untuk itulah maka dalam makalah ini diberikan penjelasan mengenai integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi dengan islam. Diharapkan dengan adanya pemahaman ini maka tidak ada kesalah pahaman dalam memaknai islam sebagai agama yang mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan.

1.2            Rumusan Masalah
1. Apa pengertian integrasi ?
2.  Bagaimana pentingnya integrasi IPTEK dan Islam ?
3.  Bagaimana pandangan Islam tentang IPTEK ?
4.  Apa manfaat IPTEK untuk Islam ?

1.3            Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari integrasi
2. Dapat mengetahui pentingnya integrasi IPTEK dan islam
3. Dapat mengetahui pandangan Islam tentang IPTEK
4. Dapat mengetahui manfaat IPTEK untuk Islam


BAB II
PEMBAHASAN
2.1            Pengertian Integrasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kata “integrasi” berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
Integrasi juga berasal dari bahasa inggris “Integration” yang berarti kesempurnaan keseluruhan. Definisi lain dari integrasi ialah suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Dari dua pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Integrasi mempunyai dua pengertian, yaitu :
1) Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan dalam suatu sistem tertentu
2) Membuat keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Pengertian integrasi sains dengan islam dalam konteks sains modern bisa dikatakan sebagai profesionalisme atau kompetensi dalam satu keilmuan yang bersifat duniawi di bidang tertentu disertai atau dibangun dengan pondasi kesadaran ketuhanan tersebut akan muncul dengan adanya pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu keislaman.Oleh sebab itu, ilmu-ilmu islam dan kepribadian merupakan dua aspek yang saling menopang satu sama lain dan secara bersama-sama menjadi sebuah pondasi bagi pengembangan sains dan teknologi.

2.2            Pentingnya Integrasi IPTEK dan Islam
Sepanjang yang diketahui, belum ada agama apapun yang mampu melampaui dalamnya pandangan terhadap ilmu pengetahuan sebagaimana pandangan yang diberikan islam. Islam sangat gigih dalam mendorong umat manusia untuk mencari ilmu dan mendudukannya sebagai sesuatu yang mulia.
Dalam agama islam, imu pengetahuan, teknologi terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut Dinul Islam. Didalamnya ada tiga unsur pokok yaitu iman, islam, dan amal sholeh. Allah berfirman : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik  seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.  Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Al-Ibrahim : 24-25)
Salah satu tujuan islam ialah untuk memberi tuntunan sehingga manusia dapat meningkatkan taraf hidup yang modern dan lebih maju. Islam tidak melarang untuk memikirkan masalah teknologi modern atau ilmu pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran manusia genius, profesional, dan konstruktif, serta aspiratif terhadap permasalahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya. Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebih banyak lagi.
Agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau, di masa sekarang maupun di waktu-waktu yang akan datang. Demikian pula ajaran Islam tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan obyektif.
Ayat diatas menggambarkan keutuhan iman, ilmu, dan amal dengan sebuah pohon yang akarnya menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi, mengeluarkan buah ditiap musimnya atas izin Allah. Disini diungkapkan iman sebagai akarnya, imu sebagai batang  yang pada akhirnya akhlak yang diumpamakan sebagai buahnya.
Berkaitan dengan hal ini, disini akan dikemukakan beberapa contoh saja, yang memperlihatkan bahwa antara agama dan ilmu pengetahuan saling membutuhkan, dan tidak bertantangan. Diantaranya ialah sebagai berikut :
Pertama, agama menyuruh manusia berpikir, menggunakan akal pikiran dan segenap potensi lainnya yang dimiliki.
Kedua, di dalam wahyu terdapat perintah Allah untuk melaksanakan ibadah, mengolah alam dalam rangka pelaksanaan fungsi sebagai khalifah di bumi dan lain sebagainya. Untuk melaksanakan semua itu jelas sekali memerlukan agama. Dengan kata lain  perintah mengembangkan ilmu pengetahuan dalam islam terintegrasi dengan perintah melaksanakan ibadah dan lainnya.
Ketiga, agama berisikan tentang moralitas akhlak mulia. Agama juga menjelaskan bagaimana seharusnya berusaha dan berbuat baik di dunia ini. Semuanya hanya bisa dijawab oleh agama. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang menawarkan barbagai kemudahan tidak tahu tujuan apa yang harus dicapai. Agamalah yang memberika landasan dan arah bagi penggunaan dan pemanfaatan ilu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Keempat, agama berfungsi membenarkan, melengkapidan mengoreksi terhadap berbagai temuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Denganm demikian antara agama dan ilmu pengetahuan dalam pandangan islam bukan untuk dipertentangkan melainkan untuk saling melengkapi dengan catatan harus bertolak dari keyakinan dan realitas yang objektif bahwa imu pengetahuan sifatnya terbatas.
Kelima, agama berbicara tentang kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kehidupan di dunia harus menjadi media untuk menuju kebahagiaan di akhirat. Karena itu kehidupan duniawi yang memerlukan dukungan ilmu pengetahuan agama itu membuthkan bimbingan agama.

2.3            Pandangan Islam tentang IPTEK
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya kaum Muslim banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan Ipteks Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya).
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu pengetahuan modern tersebut.
Islam sangat memotivasi umatnya untuk memfungsikan akal dan rasa secara seimbang. Sesungguhnya tidak ada dikotomi iman dan ilmu pengetahuan dalam Islam karena keduanya merupakan dua materi yang saling mendukung satu sama lain. Menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dan muslim yang beriman akan menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah antara iman dan ilmu tidak dapat dipisahkan dalam Islam.Bahkan perintah Allah SWT yang pertama kepada umat Islam melalui rasul-Nya adalah perintah untuk menuntut ilmu.
Ketika Al-Quran diturunkan ilmu pengetahuan telah berkembang diberbagai belahan dunia. Pada saat islam datang fisafat Yunani sudah tidak berkembang lagi di Athena, melainkan di negara Timur Tengah. Selain itu filsafat Yunani juga dipengaruhi oleh pandangan mitologi Yunani yang bersifat spekulatif. Islam mencoba menganalisis faktor penyebab utama terjadinya keadaan tersebut. Pilihannya ialah bahwa faktor penyebab utama terjadinya keadaan yang demikian adalah karena tidak berkembangnya ilmu pengetahuan sebagai akibat kurangnya perhatian terhadap pendidikan.
Pandangan Al-Quran tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq : 1-5)
Iqra’ terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena Al-Quran menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra’ berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya.
Pengulangan perintah membaca dalam wahyu pertama ini bukan sekadar menunjukkan bahwa kecakapan membaca tidak akan diperoleh kecuali mengulang-ulang bacaan atau membaca hendaknya dilakukan sampai mencapai batas maksimal kemampuan. Tetapi hal itu untuk mengisyaratkan bahwa mengulang-ulang bacaan bismi Rabbik (demi Allah] akan menghasilkan pengetahuan dan wawasan baru, walaupun yang dibaca masih itu-itu juga. Demikian pesan yang dikandung Iqra’ wa rabbukal akram (Bacalah dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah).
Selanjutnya, dari wahyu pertama Al-Quran diperoleh isyarat bahwa ada dua cara perolehan dan pengembangan ilmu, yaitu Allah mengajar dengan pena yang telah diketahui manusia lain sebelumnya, dan mengajar manusia (tanpa pena) yang belum diketahuinya. Cara pertama adalah mengajar dengan alat atau atas dasar usaha manusia. Cara kedua dengan mengajar tanpa alat dan tanpa usaha manusia. Walaupun berbeda, keduanya berasal dari satu sumber, yaitu Allah SWT.
Setiap pengetahuan memiliki subjek dan objek. Secara umum subjek dituntut peranannya untuk memahami objek. Namun pengalaman ilmiah menunjukkan bahwa objek terkadang memperkenalkan diri kepada subjek tanpa usaha sang subjek. Misalnya komet Halley yang memasuki cakrawala hanya sejenak setiap 76 tahun. Pada kasus ini, walaupun para astronom menyiapkan diri dengan peralatan mutakhirnya untuk mengamati dan mengenalnya, sesungguhnya yang lebih berperan adalah kehadiran komet itu dalam memperkenalkan diri.
Wahyu, ilham, intuisi, firasat yang diperoleh manusia yang siap dan suci jiwanya, atau apa yang diduga sebagai “kebetulan” yang dialami oleh ilmuwan yang tekun, semuanya tidak lain kecuali bentuk-bentuk pengajaran Allah yang dapat dianalogikan dengan kasus komet di atas. Itulah pengajaran tanpa qalam yang ditegaskan oleh wahyu pertama Al-Quran tersebut.

2.4            Manfaat IPTEK bagi Islam
Sudah seharusnya kita sebagai Umat Islam senantiasa men-taddaburi ayata-ayat-Nya, baik yang qouliyah maupun kauniyah. Karena di sana terdapat lautan ilmu-Nya,serta dorongan/ motivasi untuk mengkaji maupun mengimplementasikannya.
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahman :33)
Dengan ayat ini manusia akan mengerti jika ingin menembus langit diperlukan energi yang besar. Maka dengan segala bahan-bahan yang ada di alam ini manusia harus mampu mengkonversi energi tersebut. Masih banyak ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya. Allah SWT telah menciptakan alam beserta isi dan sistemnya  dan juga telah mengajarkannya kepada manusia. Dengan mencermati Al Qur’an, akan melahirkan kajian-kajian yang lebih detail tentang keberadaan ciptaan-Nya.
Penerapan sains yang benar dan tepat sasaran yang dilandasi oleh nilai Islam sebagai agama “Rahmatan lil alamin” sudah pasti memberikan kemakmuran dan kesejahteraan serta mengangkat harkat dan martabat manusia lebih baik dan tinggi disisi Allah. Karena dalam Islam orang yang berilmu dan menggunakan ilmunya di jalan Allah untuk kemaslahatan umat manusia oleh Allah akan diangkat derajatnya lebih tinggi dari mereka yang tidak berilmu, karena dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
Tetapi sebaliknya penguasaan dan penerapan yang salah dan tidak dilandasi oleh nilai nilai agama, kata Allah tunggulah giliran kehancuran.
Al-Quran menjebut gejala-gejala alam sebagai tanda-tanda Tuhan dan menganjurkan kajian atas berbagai gejala alam sebagai jalan untuk menyembah Allah. Arti secara mendalam sebenarnya tafakur sesungguhnya adalah bukan sekedar mengagumi dan berdiam diri seperti orang menyaksikan suatu pemandangan yang sangat indah dan cantik, tetapi dibalik itu terkadung makna tindakan selanjutnya mempelajari sampai menemukan suatu bentuk sains maupun teknologi. Hal yang sama di sampaikan Allah dalam surat al-‘Alaq manusia diperintahkan membaca dan meneliti dan menulis (mengembangkan sains dan teknologi).
Dalam pandangan Al Qur’an umat manusia harus memiliki ilmu (sains) untuk memaknai penciptaan Allah. Panca indera tidak cukup untuk memperoleh informasi yang ditulis dalam Al Qur’an atau yang dimaksud Allah SWT kalau tidak memiliki kompetensi khusus. Oleh sebab itu dalam Islam menuntut ilmu adalah kewajiban manusia untuk mengisi kehidupan duniawi dan akhirat. Iman tanpa sains akan buta, karena sains itu adalah matanya iman yang dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah, sebaliknya sains tanpa iman akan biadap, karena iman akan menuntun manusia kepada hal-hal yang baik yang diridhoi Allah SWT.
Oleh karena itu pemikir dan intelektual Islam harus berani dan terus menerus menyampaikan bahwa keserasian islam dengan sains dan teknologi bukan hanya sekedar pertukaran bebas ide ide (dialog intelektual) dan memperjuangkan untuk menyebarkan Islam dan mempertahankan tuduhan-tuduhan barat sebagai fundamentalisme yang tidak mengenal kompromi dan keterbelakangan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia.
Khusus dalam bidang teknologi, masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.Contoh termudah adalah dampak positif dari berkembangnya iptek di bidang teknologi komunikasi dan informasi.
Perkembangan teknologi akhir-akhir ini, menjadikan dunia yang amat luas di era globalisasi ini menjadi sempit, mengecil, dan terbatas. Perubahan ini tentu saja berdampak positif dan negatif bagi kelangsungan hidup seorang muslim. Dampak negatif dari perubahan dan pergeseran zaman mampu mengguncang, menggeser, dan mengikis habis nilai-nilai moral dan iman. Bahkan, lebih jauh dari itu dapat menghancurkan masa depan dan peradaban manusia.
Oleh karena itu, seorang muslim harus membentengi diri dengan keimanan dan keislaman yang kuat. Tanpa iman yang kokoh kehidupan seorang muslim akan terombang-ambing dan bisa berujung pada kehancuran. Iman adalah pelita, yang menjadi penerang dan petunjuk pada jalan yang lurus.
Di antara manfaat‑manfaat teknologi tersebut adalah :
1)  Memperoleh Kemudahan
Kemampuan fisik manusia untuk meraih berbagai kebutuhan hidup sangat terbatas. Pandangan mata, pendengaran telinga manusia terbatas, begitu pula kekuatan dan keterampilan tangan dan kakinya. Kemampuan fisik manusia itu tidak sebanding dengan kebutuhan yang diinginkan. Tetapi manusia sebagai khalifah Allah diberikan kemampuan akal‑pikiran untuk memanfaatkannya menemukan cara‑cara yang tepat dan efektif guna meraih kebutuhan hidup yang tidak mungkin dicapai melalui kemampuan fisik semata. Akal‑pikiran manusia mampu mendayagunakan segala yang Allah ciptakan di bumi ini. Kemampuan itu memang telah ditentukan oleh Allah Swt sebagaimana Allah nyatakan dalam firman‑Nya “Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al- Jaziyah  : 13)

2)  Mengenal dan Mengagungkan Allah.
Apabila manusia mampu menghayati akan makna sains dan teknologi yang dikembangkannya, bahwa sernua itu bukan semata‑mata karena faktor diri pribadi manusia, tetapi ada faktor lain di luar dirinya, maka manusia akan memperoleh jalan untuk mengenal sesuatu yang lain di luar dirinya itu, yaitu Yang Maha Agung, Yang Maha Kuasa, dan Yang Maha Bijaksana, yaitu Allah SWT.
Kesempurnaan alam dengan struktur dan sistemnya tidak bisa dibayangkan akan terbentuk dengan sempurna apabila tidak ada kesengajaan pihak lain, yaitu Yang Maka Kuasa dan Maha Sempurna. Semakin luas dan dalam pengetahuan manusia akan rahasia alam ini, maka semakin dekat manusia untuk mengenal Pencipta alam ini, yaitu Allah, Sang Khalik. Ketika pertama manusia mengembangkan teknologi bangunan, manusia telah diberikan contoh langit yang tinggi, yang luas dan kokoh, yang tidak takut akan runtuh.
Begitu pula ketika manusia mengembangkan teknologi pesawat udara, Allah telah memberikan contoh bagaimana burung bisa terbang di angkasa dengan stabil, mampu mempertahankan keseimbangan tanpa takut jatuh, dan lain sebagainya.
Karena itu ketika menerangkan berbagai struktur di alam ini, Allah menyatakan bahwa semua itu menjadi pelajaran bagi manusia untuk lebih mengenal dan mengangungkan Allah penciptanya. Hal itu dapat kita pahami dari berbagai ayat Al-Qur’an, diantaranya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan.  Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?.  Maka berilah peringatan, Karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.” (QS. Al-Gashiyah : 17-21)
3)  Meningkatkan Kualitas Pengabdian Kepada Allah
Manusia diciptakan oleh Allah hanyalah untuk mengabdi kepada‑Nya. Demikian dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(QS. Al-Dzariyat : 56)
Seluruh aktivitas hidup manusia hendaknya diwujudkan sebagai pelaksanaan pengabdian kepada Allah tersebut. Pengabdian manusia kepada Allah di sini adalah pengabdian dalam arti luas, yaitu seluruh aktivitas, yang memenuhi kriteria (1) diniatkan untuk menaati aturan Allah; (2) dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang diberikan alah, baik dalam bentuk kegiatan yang telah ditentukan tata caranya maupun dalam bentuk penggalian jenis kegiatan yang bermanfaat yang sejalan dengan nilai-nilai kebenaran yang ditunjukkan Allah; dan (3) dimaksudkan untuk memperoleh ridha Allah.
Teknologi apabila dirancang dan dimanfaatkan secara benar dalam konteks tugas pengabdian manusia tersebut, maka teknologi diyakini akan mampu meningkatkan kualitas pengabdiannya kepada Allah. Jam misalnya, adalah produk teknologi yang dimanfaatkan oleh umat Islam setiap hari untukl mengetahui waktu-waktu shalat sehingga umat Islam dapat menunaikan ibadah shalat tepat pada waktunya, begitu pula kompas dimanfaatkan untuk mengetahui arah kiblat sehingga tidak terjadi salah arah dalam shalat. Dalam hal produk teknologi pangan, dengan banyaknya produk makanan yang beredar di masyarakat, kita mampu mengetahui komponen‑komponen yang dipergunakan sebagai bahan, proses pembuatannya, sehingga kita dapat mengetahui apakah makanan yang kita konsumsi itu halal atau haram, begitu pula dengan produk‑produk teknologi lainnya.
4)  Memperoleh Kesenangan dan Kebahagiaan Hidup
Kemudahan‑kemudahan yang diperoleh manusia melalui pemanfaatan teknologi membuat manusia dapat memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup serta tetap dalam koridor kesenangan dan kebahagiaan yang halal, yang diridhai Allah. Allah tidak menghendaki manusia hidup susah, tetapi sebaliknya Allah menghendaki manusia hidup senang, hidup bahagia. Ketika Allah menempatkan Adam dan istrinya di bumi, Allah berfirman: “ …. dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan” (Qs. Al-Baqarah : 36).
Untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup yang disediakan oleh Allah itu, manusia diberikan sarana kebutuhan yang serba lengkap di bumi, sebagaimana Allah nyatakan: “Dia-lah Alah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu sekalian dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah : 29)
5)  Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Kekayaan Alam
Teknologi meningkatkan kemampuan manusia melakukan eksplorasi kekayaan alam tersebut secara optimal. Banyak negara, bangsa yang tidak memiliki kekayaan alam memadai tetapi karena memiliki kemampuan teknologi canggih hidup lebih sejahtera dibandingkan dengan negara, bangsa yang memiliki kekayaan alam melimpah tetapi teknologinya tertinggal. Jepang umpamanya, adalah sebuah negara kecil, yang miskin akan kekayaan alam, tetapi kemajuan teknologinya tinggi, ia lebih kaya dibandingkan dengan Indonesia yang kekayaannya melimpah tetapi tertinggal kemajuan teknologinya dibandingkan dengan Jepang. Masih banyak negara di dunia ini yang kaya seperti Jepang dan yang tertinggal seperti Indonesia.
Eksplorasi kekayaan alam diingatkan oleh Allah agar jangan sampai tak terkontrol sehingga berubah menjadi eksploitasi alam, yang mengakibatkan kerusakan alam, terganggunya keseimbangan lingkungan, karena justru akan mengakibatkan timbulnya malapetaka bagi manusia, seperti banjir,  pencemaran lingkungan, ,dan lain-lain. Dalam firman Allah: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Rum : 41).
6)  Menumbuhkan Rasa Syukur Kepada Allah.
Bagi orang beriman, sekecil apapun nikmat yang ia dapatkan dari rezeki halal yang diberikan Allah kepadanya akan melahirkan rasa syukur kepada‑Nya sebagai pemberi nikmat. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang mampu melipat‑gandakan nikmat itu kepadanya, maka rasa syukur kepada‑Nya pun juga akan berlipat ganda. Rasa syukur kepada Allah yang paling ringan adalah mengucapkan “alhamdulillahi rabbil ‘alamin “, namun hakikat syukur yang sebenarnya adalah memanfaatkan nikmat itu secara, benar untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah. Karena itu diperlukan tekad, kesungguhan untuk mewujudkan rasa syukur dalam amal kehidupan secara riil. Allah mengingatkan:

Aritnya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)
Teknologi membuat manusia semakin mudah meraih keinginannya, semakin ringan beban hidup yang harus ditanggung, semakin besar hasil yang bisa diperoleh. Kemudahan, keringanan, dan kenikmatan itu tidak mustahil membuat manusia semakin lupa kepada Allah, semakin jauh dari-Nya, apabila tidak disikapi secara cermat dan diiringi dengan iman yang teguh. Karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi oleh iman agar pemanfaatannya terarah untuk meningkatkan kualitas takwanya kepada Allah SWT.


BAB III
PENUTUP
3.1            Kesimpulan
Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan tanggung jawab moral para ilmuwan dalam rangka menyelamatkan peradaban manusia. Islamisasi tersebut mencakup integrasi IPTEK (ilmu umum) dengan ilmu agama. Masalah integrasi ini bukan mengadakan sebuah kenyataan melainkan sebagai sebuah kenyataan dan sekaligus tuntutan Integrasi Islam dan IPTEK mengharuskan seseorang untuk memahami prinsip-prinsip umum yang ada padaa kedua bidang ilmu tersebut sambil mengembangkan keahlian pada bidang ilu tertentu sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Ilmu bagaikan batang dan dahan pohon itu yang mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon. Ipteks yang dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan takwa akan menghasilkan amal sholeh bukan kerusakan Islam.

PENCEMARAN UDARA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metana (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.
Akibat aktifitas perubahan manusia, udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah
                  1.      Apa itu pencemaran udara?
2.      Apa saja jenis pencemaran udara?
3.      Apa  yang menjadi sumber pencemaran udara?
4.      Apa dampak pencemaran udara?
5.      Bagaimana cara mencegah pencemaran udara?

1.3 Tujuan
            1. Dapat mengetahui pengertian dari pencemaran udara
            2. Dapat mengetahui jenis pencemaran udara
            3. Dapat mengetahui sumber pencemaran udara
            4. Dapat mengetahui dampak pencemaran udara
            5. Dapat mengetahui cara mencegah terjadinya pencemaran udara

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita mengenai pencemaran udara, jenis-jenisnya, sumber, dampak, dan bagaimana cara kita untuk menanggulangi pencemaran udara.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntuknya ( Undang-Undang Pengelolaan lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Polutan adalah zat atau bahan yang menyebabkan terjadinya polusi. Suatu zat disebut polutan, bila keberadaanya di suatu lingkungan dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contoh : karbondioksida dengan kadar 0,032 % dapat memberikan dampak merusak. Dengan kata lain suatu zat dapat disebut polutan apabila : 
1.      Jumlah melebihi jumlah normal 
2.      Berada pada waktu yang tidak tepat
3.      Berada pada tempat yang tidak tepat
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya kedalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatam manusia secara umum menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya didalam rumah, sekolah, kantor atau yang sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Selain itu gejala ini secara akumulatif juga terjadi di luar ruangan (outdoor pollution). Mulai dari tingkat lingkungan rumah, perkotaan hingga ketingkat regional, bahkan saat ini sudah menjadi gejala global. Beberapa unsur pencemaran (pollutant) kembali ke bumi melalui deposisi asam atau salju yang mengakibatkan sifat korosif pada bagunan, tanaman, hutan disamping itu juga membuat sungai dan danau menjadi suatu lingkungan yang berbahaya bagi ikan-ikan karena nilai pH yang rendah.

2.2 Jenis Jenis Pencemaran Udara
1.     Menurut bentuk
     a.       Gas
Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :
1)      Golongan belerang terdiri dari Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S) dan Sulfat Aerosol.
2)      Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Amoniak (NH3) dan Nitrogen Dioksida (NO2).
3)      Golongan Karbon terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO) dan Hidrokarbon .
4)      Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida, air raksa, dan uap.
     b.      Pertikel
Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :
1)      Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
2)      Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.
3)      Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
2.     Menurut tempat dan sumbernya
     a.       Ruangan (indoor)
Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara di dalam ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.
     b.      Udara bebas (outdoor)
Pencemaran udara bebas (Out door air pollution) bersumber dari :
1)       Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.
2)       Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan, dll.
3.     Berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan
Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
a.       Irintasia
Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses peradangan hanya pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai dari hidung hingga tenggorokkan. Misalnya Sulfur Dioksida, Sulfur Trioksida, Amoniak, debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai paru-paru sendiri.
b.      Asfiksia
Disebabkan oleh berkurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap oksigen atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang. Keracunan gas Karbon Monoksida mengakibatkan CO akan mengikat hemoglobin sehingga kemampuan hemoglobin mengikat Oberkurang terjadilah AsfiksiaYang termasuk golongan ini adalah gas Nitrogen, Oksida, Metan, Gas Hidrogen dan Helium.
c.       Anestesia
Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan kesadaran, misalnya aeter, aetilene, propane dan alkohol alifatis.
d.      Toksis
Titik tangkap terjadinya toksis berbagai jenis, yaitu :
1)         Menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah, misalnya benzene, fenol, toluen dan xylene.
2)         Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnya karbon disulfid, metil alkohol.
4.     Menurut asal
     a.       Pencemar primer
Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika dipancarkanlazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO2hidrokarbon, SO, Nitrogen OksidaOzon serta berbagai partikel.
     b.      Pencemar Sekunder
Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara bantuan katalisator, seperti sinar matahari. Pencemar hasil reaksi disebut sebagai pencemar sekunder. Contoh pencemar sekunder adalah Ozon, formal dehida, dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).

2.3 Sumber Pencemaran Udara
1.      Kegiatan manusia
     a.       Transportasi
Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi mengakibatkan pengembangan wilayah perkotaan ke daerah pinggiran kota. Akibatnya aktivitas penduduk dengan alat transportasi pun meningkat. Kegiatan transportasi menjadi penyebab pencemaran udara karena senyawa kimia yang dihasilkan dari kendaraan bermotor. Senyawa kimia tersebut antara lain karbon dioksida, nitrogen dioksida, dan beberapa partikel mikro.
     b.       Industri
Jenis industri yang menjadi sumber pencemaran melalui udara diantaranya industri besi dan baja, industri semen, industri kendaraan bermotor, industri pupuk, industri aluminium, industri pembangkit tenaga air, industri kertas, industri kilang minyak, industri pertambangan. Industrialisasi di Indonesia sedang berkembang, tetapi perkembangan tersebut seringkali mengabaikan pengendalian  pencemaran. Oleh karena itu pemilik usaha industri harus melengkapi industrinya dengan fasilitas untuk pengendalian limbah.
     c.        Pembangkit listrik
     d.       Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis            bahan bakar)
     e.        Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
2.      Sumber alami
     a.       Gunung berapi
                       b.       Rawa-rawa
     c.        Kebakaran hutan
     d.       Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
3.      Sumber-sumber lain
     a.       Transportasi amonia
     b.       Kebocoran tangki klor
     c.        Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah
       d.       Uap pelarut organik

2.4 Dampak Pencemaran Udara
1.      Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asmabronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
2.      Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosisnekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
3.      Hujan asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
a.       Mempengaruhi kualitas air permukaan
b.       Merusak tanaman
c.       Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
d.       Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
4.      Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan global adalah:
a.       Pencairan es di kutub
b.       Perubahan iklim regional dan global
c.        Perubahan siklus hidup flora dan fauna
5.      Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Berikut dampak pencemaran udara berupa gas
NO
BAHAN PENCEMAR
SUMBER
DAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT
1.
Sulfur Dioksida (SO2)

Batu bara atau bahan bakar minyak yang mengandung Sulfur. Pembakaran limbah pertanah. Proses dalam industri.
Menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak nafas.
  
  
2.
Hidrogen Sulfa (H2S)
Dari kawah gunung yang masih aktif.
Menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indera penciuman (nervus olfactory)
3.
·Nitrogen Oksida (N2O)
·Nitrogen Monoksida (NO)
·Nitrogen Dioksida (NO2)
·Berbagai jenis pembakaran.
·Gas buang kendaran bermotor.
·
Peledak, pabrik pupuk.
·   Menggangu sistem pernapasan.
·   Melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran nafas sehingga paru mudah terserang infeksi.
4.
Amoniak (NH3)
Proses Industri
·   Menimbulkan bau yang tidak sedap/menyengat.
·   Menyebabkan sistem pernapasan, Bronchitis, merusak indera penciuman.
5.
·Karbon Dioksida (CO2)
·Karbon Monoksida (CO)
· Hidrokarbon
·Semua hasil pembakaran.
· Proses Industri
.
·   Menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akaibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian.
·   Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berfikir, gerakan otot, gangguan jantung.

2.5 Cara Mencegah Pencemaran Udara
Terjadinya pencemaran udara, tentu harus segera ditanggulangi dengan melakukan pencegahan sedini mungkin agar tidak terjadi kesakitan pada manusia. Dalam melakukan pencegahan secara tepat tergantung pada sifat dan sumber polutan udara. Pada dasarnya caranya dibedakan menjadi mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan polutan.
Menurut dr.drh. Mangku Sitepoe (1997), ada lima dasar dalam mencegah atau memperbaiki pencemaran udara berbentuk gas.
1.      Absorbsi. Melakukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Biasanya absorbennya air, tetapi kadang-kadang dapat juga tidak menggunakan air (dry absorben).
2.      Adsorbsi. Mempergunakan kekuatan tarik-menarik antara molekul polutan dan zat adsorben. Dalam proses adsorbsi dipergunakan bahan padat yang dapat menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben antara lain Karbon Aktif dan Silikat.
3.      Kondensasi. Dengan kondensasi dimaksudkan agar polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi, terutama dikerjakan pada polutan gas yang bertitik kondensasi tinggi dan penguapan yang rendah (Hidrokarbon dan gas organik lain).
4.      Pembakaran. Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas Hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan. Hasil pembakaran berupa Karbon Dioksida dan air. Adapun proses pemisahannya secara fisik dikerjakan bersama-sama dengan proses pembakaran secara kimia.
5.      Reaksi kimia. Banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan Belerang. Membersihkan gas golongan Nitrogen, caranya dengan diinjeksikan Amoniak yang akan bereaksi kimia dengan NOx dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan Belerang dipergunakan copper oksid atau kapur dicampur arang.
Sementara itu, pencegahan pencemaran udara berbentuk partikel dapat dilakukan melalui enam konsep.
1.      “Membersihkan” (Scrubbing). Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan. Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous, dan spray.
2.      Menggunakan filter. Dimaksudkan untuk menangkap polutan partikel pada permukaan filter. Filter yang dipergunakan berukuran sekecil mungkin. Filter bersifat semipermeable yang dapat dibersihkan, kadang-kadang dikombinasikan dengan pembersihan gas dan filter polutan partikel.
3.      Mempergunakan presipitasi elektrostatik. Cara ini berbeda dengan cara mekanis lainnya, sebab langsung ke butir-butir partikel. Polutan dialirkan di antara pelat yang diberi aliran listrik sehingga presipitator yang akan mempresipitasikan polutan partikel dan ditampung di dalam kolektor. Pada bagian lain akan keluar udara yang telah dibersihkan.
4.      Mempergunakan kolektor mekanis. Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi keduanya untuk mengendapkan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan gaya sentripetal yang memakai siklon.
5.      Program langit biru. Yaitu program untuk mengurangi pencemaran udara, baik pencemaran udara yang bergerak maupun stasioner. Dalam hal ini, ada tiga tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi yaitu: Pertama, mengganti bahan bakar kendaraan. Bahan bakar disel dan premium pembakarannya kurang sempurna sehingga terjadi polutan yang berbahaya. Dalam program lagit biru, hal ini dikaitkan dengan penggantian bahan bakar ke arah bahan bakar gas yang memberikan hasil pembakaran lebih baik. Kedua, mengubah mesin kendaraan. Mesin dengan bahan bakar disel diganti dengan mesin bahan bakar gas. Ketiga, memasang alat-alat pembersihan polutan pada kendaraan bermotor.
6.      Menggalakan penanaman pohon. Mempertahankan paru-paru kota dengan memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis pohon sebagai penangkal pencemaran. Sebab tumbuhan akan menyerap hasil pencemaran udara (CO2) dan melepaskan oksigen sehingga mengisap polutan dan mengurangi polutan dengan kehadiran oksigen.
7.      Bentuk pencegahan yang lain adalah membiasakan diri untuk mengkonsumsi makanan mengandung serat tinggi. Serat makanan dapat menetralkan zat pencemar udara dan mengurangi penyerapan logam berat melalui sistem pencernaan kita. Dan yang paling penting pemerintah hendaknya komitmen terhadap mengganti bensin bertimbal dengan bensin tanpa Timbal.




BAB III 
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir udara yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatam manusia secara umum menurunkan kualitas lingkungan
Jenis-jenis pencemaran udara menurut bentuknya yaitu gas dan pertikel, menurut tempatnya yaitu ruangan (indoor) dan udara bebas (outdoor), berdasarkan pengaruh terhadap kesehatan yaitu Iritansia, asfiksia, anetesia, dan toksis,dan menurut asalnya yaitu primer dan sekunder.
Sumber sumber pencemaran udara yaitu kegiatan manusia, sumber alami, kebocoran tangki klor, dan lain-lain
Pencemaran udara dapat membahayakan kesehatan manusia, kesehatan tanaman, dapat menyebabkan hujan asam, efek ruma kaca, kerusakan lapisan ozon, dan sebagainya.
Ada lima dasar dalam mencegah atau memperbaiki pencemaran udara berbentuk gas yaitu: absorbsiadsorbsikondensasipembakaran, dan reaksi kimia.

 3.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang mengeluarkan banyak asap, tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.