SILIKON
Silikon adalah
suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Silikon
merupakan unsur periode ketiga yang paling banyak terdapat di alam. 28% dari massa kulit bumi mengandung silikon. Silikon adalah unsur kedua yang paling berlimpah
di kerak bumi, setelah oksigen.
A.Sejarah
Pada tahun 1789, kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier
mengusulkan bahwa kuarsa (kristal silikon dioksida) yang mungkin menjadi oksida
dari elemen yang sangat umum,namun belum teridentifikasi atau terisolasi. Ada kemungkinan bahwa di Inggris pada tahun 1808
Humphry Davy berhasil
mengisolasi silikon
sebagian murni untuk pertama kalinya, namun dia tidak menyadarinya.
Di tahun 1811, kimiawan Perancis Joseph L. Gay-Lussac dan Louis Jacques Thenard
jugamungkin telah
membuat silikon murni dengan mereaksikan kalium dengan apa yang sekarang kita sebut silikon tetrafluorida untuk menghasilkan suatu padatan
coklat kemerahan yang mungkin silikon amorf. Pada 1824 kimiawan Swedia
Jöns Jakob Berzelius menghasilkan sampel dari silikon amorf, solid coklat,
dengan mereaksikan kalium fluorosilikat dengan kalium,
memurnikan produk dengan mencuci berulang-ulang. Itu dinamakan silicium unsur baru.
Pada saat itu, konsep semikonduktor berbaring abad di masa depan dan ilmuwan
memperdebatkan apakah unsur baru adalah logam atau bukan logam. Berzelius
percaya itu adalah logam, sementara Humphry Davy mengira itu bukan logam. Masalahnya adalah bahwa unsur baru adalah
konduktor baik listrik dari nonmetals, tapi tidak sebagus konduktor sebagai
logam.
Silikon diberi nama pada tahun 1831 oleh kimiawan Skotlandia Thomas Thomson.
Dia tetap bagian dari nama Berzelius, dari 'silicis', yang berarti batu.
Dia mengubah akhiran elemendengan elemen on karena itu lebih mirip
dengan nonmetals boron dan karbon daripada untuk logam seperti kalsium dan magnesium.
(Silicis, atau batu api, mungkin penggunaan pertama kali silikon dioksida)
Pada tahun 1854 Henri Deville memproduksi silikon kristal untuk pertama kalinya
menggunakan metode elektrolitik. Dia mengelektrolisis lelehan murni sebuah natrium
klorida untuk menghasilkan silisida aluminium. Ketika silikon telah dihilangkan dengan air,
meninggalkan kristal silikon.
B. Sumber Silikon dan Kelimpahannya
Silikon membentuk 28% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsur
terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas di alam.
Silikon terdapat dalam bentuk senyawa oksida silika SiO2, dan
mineral yang disebut silikat. Kristal SiO2murni mudah kita jumpai
yang dikenal dengan nama pasir atau kuarsa, sedangkan Kristal SiO2 yang
tidak murni (dengan runutan bahan kotoran, di antaranya adalah agata (akik),
oniks, opal, batu kecubung (ametis), dan flint. Granit, hornblende,
asbestos, feldspar, tanah liat,mica, dsb merupakan contoh
beberapa mineral silikat.
Silikon memiliki 14 isotop yang setengah-hidup diketahui, dengan
nomor massa 22-36. Dari jumlah tersebut, tiga yang stabil, yaitu 28Si
(92.23%), 29Si
(4.67%), dan 30Si (3.10%).
Sebab spin intinya I = 1/2, 29Si
digunakan dalam studi NMR senyawa silikon organik atau silikat (NMR padatan).
C. Sifat Fisik Silikon
Konfigurasi
: [Ne] 3S23P2
Fase (suhu kamar)
: Solid
Massa
Jenis
: 2,33 g/cm3
Titik
leleh
: 1687 K
(14100 C, 5909 0F)
Titik didih
: 3538 K (2355 0C, 5909 0F)
Kalor
Lebur
: 50,21 kJ/mol
Kalor
Penguapan
: 359 kJ/mol
Energi Pengionan
: 8,2
eV/atm
Jari-jari kovalen atom
: 790
(1,17A)
Jari-jari ion
: 0,41 A (Si4+)
Keelektronegatifan
: 1,8
Berat atom standar
: 28,085 g.mol-1
D. Sifat Kimia
Silikon
Silikon dikulit bumi
terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa silikon dengan oksigen.
Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida (SiO2) yang terdapat
dalam pasir, melalui reaksi:
SiO2(s) +
2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
Silikon murni
berstruktur seperti Intan ( tetrahedral) sehingga sangat keras dan tidak
menghantarkan listrik jika dicampur dengan sedikit unsur lain, seperti
alumunium (Al) atau boron (B). Silikon bersifat semikonduktor (sedikit
menghantarkan listrik), yang diperlukan dalam berbagai peralatan elektronik,
seperti kalkulator dan komputer. Itulah sebabnya silikon merupakan zat yang
sangat penting dalam dunia modern. Untuk itu dibutuhkan silikon yang
kemurniannya sangat tinggi dan dapat dihasilkan dengan reaksi:
SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)
Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat membentuk
ikatan π (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan tunggal (σ). Karena
itu silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam,
tetapi dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH.
Si(s) + 4OH-(aq) → SiO4(aq) + 2H2(g)
Batuan dan mineral yang mengandung silikon, umumnya merupakan zat padat yang
mempunyai titik leleh tinggi, keras, yang setiap keping darinya merupakan suatu
kisi yang kontinu terdiri dari atom-atom yang terikat erat. Sebuah contoh
senyawa silikon yang memiliki titik leleh tinggi adalah silikon dioksida, yang
terdapat dialam dalam bentuk kuarsa, agata (akik), pasir, dan seterusnya.
E. Reaktifitas silikon
Kereaktifan silikon sama halnya dengan boron dan karbon yaitu sangat tak
reaktif pada suhu biasa. Bila silikon bereaksi, tak ada kecendrungan dari
atom-atom silikon untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk
kation sederhana seperti Si4+, karena ion-ion kecil ini akan
mempunyai rapatan muatan begitu tinggi. Namun atom-atom ini biasanya bereaksi
dengan persekutuan antara elektron mereka membentuk ikatan kovalen. Bila
dipanaskan dalam udara, unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen dalam reaksi
pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida SiO2 yang
bersifat asam.
F. Reaksi dengan Unsur Lain
1. Hidrida
Pada suhu tinggi,
silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida, reaksinya adalah
sebagai berikut.
Si(s) + 2H2 → SiH4
2. Reaksi dengan
Halogen
Silikon bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai terbakar dalam gas
flour.
Si + 2X2 → SiX4
Contoh: Si + 2Cl2 → SiCl4
Si + 2Br2 → SiBr4
3. Reaksi dengan oksigen
Bila dipanaskan dalam udara,
silikon bereaksi dengan oksigen dalam reaksi pembakaran yang sangat eksotermik
untuk membentuk oksida SiO2, pada hakikatnya tidak reaktif dengan
air pada suhu-suhu biasa. Senyawaan silikon dengan oksigen adalah yang paling
melimpah dari semua senyawaan dalam kerak bumi. Reaksi antara silikon dengan
oksigen adalah sebagai berikut.
Si(s) + O2(g) SiO2(S)
4. Reaksi dengan karbon
Salah satu seyawaan
silikon yang terkenal adalah silikon karbida. Secara kimia silikon karbida
tidak aktif, hampir sekeras intan dan digunakan sebagai bahan gosok untuk
mengasah, memotong, dan memoles. Reaksi silikon dengan karbon adalah sebagai
berikut.
Si(s) + C(s)
SiC(s)
G. Senyawaan Silikon
1. Silikon dioksida
Silikon dioksida atau
silika adalah satu senyawaan kimia yang paling umum. Kristal SiO2 murni
ditemukan di alam dalam tiga bentuk polimorfis, yaitu kuarsa, kristobolit dan
trimid. Pasir, agata(akik), oniks, opal, batu kecubung (ametis) dan flint
adalah silikon dioksida dengan runutan bahan kotoran. Kuarsa lebur digunakan
untuk membuat cawan dan bejana laboratorium lain yang akan dipanaskan sampai
suhu yang luar biasa tinggi (15000C). Bentuk-bentuk silika merupakan
beberapa dari struktur kristal yang benar-benar penting, bukan saja karena
silika sendiri merupakan zat yang begitu melimpah dan berguna, tetapi juga
karena strukturnya (SiO2) adalah unit yang mendasar dalam kebanyakan
mineral. Kristal SiO2 memiliki dua ciri utama, yaitu setiap
atom silikon berada pada pusat suatu tetrahedron yang terdiri dari empat atom
oksigen dan setiap atom oksigen berada di tengah-tengah antara dua atom
silikon.
2. Silikat
Senyawaan silikat yang
maha besar itu cenderung saling berkaitan bersama seperti rantai atau
sebagai kerangka yang menyerupai kotak. Dalam hal ini silika merupakan unit
pembangun yang utama.
Dua asam silikat sederhana adalah asam ortosilika, H4SiO4,
dan asam metasilikat, H2SiO3. Kedua senyawa ini tidak
larut dalam air, tetapi mereka memang bereaksi dengan basa.
Contohnya:
H4SiO4(aq) + 4NaOH(aq) → Na4SiO4(s)
+ H2O(l)
Bila kering sebagian (parsial) asam silikat disebut gel silika. Dalam bentuk
ini ia mempunyai kapasitas menyerap yang besar terhadap uap air, belerang
dioksida, asam sitrat, benzena dan zat-zat lain.
Garam-garam asam oksi dari kedua asam silikat tadi meliputi:
Na2SiO3 (Natrium Metasilikat), Na4SiO4 (Natrium
ortosilikat), Mg2SiO4 (Magnesium ortosilikat),
LiAl(SiO3)2 (Litium alumunium metasilikat). Semua
silikat ini kecuali silikat dari Na+, K+, Rb+,
Cs+, dan NH4+, praktis tidak larut dalam air.
Semua silikat yang larut, membentuk larutan yang bersifat basa bila dilarutkan
dalam air. Ion SiO32-, bertindak sebagai basa dengan
menghilangkan proton dari air.
SiO32-(aq) + H2O(l) → HSiO3-(aq)
+ OH-(aq)
Suatu sifat kimia yang penting dari silikon adalah kecenderungan yang membentuk
molekul yang signifikan besar. Silikon cenderung membentuk ikatan tunggal
(masing-masing membentuk 4 dan 3 ikatan tunggal). Silikon membentuk
molekul-molekul dan ion-ion raksasa, atom oksigen membentuk kedudukan yang
berselang-seling.
Kebanyakan batuan dan mineral adalah silikat dengan kisi:
Kisi silikat ini dapat
dianggap sebagai diturunkan dari SiO2, tetapi dengan atom –atom umum lain
kadang-kadang terkait dengan atom silikon dan oksigen itu dan kadang-kadang
menggantikan atom-atom ini. Rumus dan nama beberapa komponen mineral yang lebih
melimpah mengandung silikon, terdapat pada tabel berikut.
Grup
Mineral
|
Persentase
Mineral dalam Kerak Bumi
|
Struktur
Khas
|
Rumus
Representatif dan nama umum
|
Feldspar
|
49
|
Kristal
besar dalam tiga dimensi (seperti kotak)
|
KAlSi3O8,
ortoklase
NaAlSi3O8,
albit
CaAl2Si2O8,anortit
Na4Al3Si3O12Cl,sodalit
|
Kuarsa
|
21
|
Sama
seperti di atas
|
SiO2,
silika
|
Amfibol
atau piroksena
|
15
|
Kristal
besar dalam tiga dimensi
|
CaSiO3,
wolastonit
NaAlSi2,
jadeit
Ca2Mg5Si8O22,
termolit (suatu asbes)
|
Mika
|
8
|
Kristal
besar dalam dua dimensi (sepeti lapisan)
|
KAl2Si3AlO10(OH)12,
muskovit
K2Li3Al4Si7O21(OH,F)3,
lepidolit
|
H. Isolasi atau Pembuatan
Silikon
Silikon dapat dibuat
dari silika dengan cara sebagai berikut:
SiO2(s) + 2Mg(s) panas
2MgO(s) + Si(s)
Dalam bentuk kristalnya,
silikon adalah abu-abu atau hitam.
Silikon dibuat dari
silika dengan kokas sebagai reduktor. Campuran silika dan kokas dipanaskan
dalam suatu tanur listrik pada suhu sekitar 30000 C.
SiO2(s) + C(s)
Si(l) + 2CO(g)
Pembuatan silikon ultra
murni dilakukan sebagai berikut. Mula-mula silikon biasa direaksikan dengan
klorin sehingga terbentuk silikon tetraklorida, suatu zat cair yang mudah
menguap (titik didih = 580C)
Si(s) +
2Cl2(g) → SiCl4(l)
SiCl4 kemudian
dimurnikan dengan distilasi bertingkat. Selanjutnya, SiCl4 direduksi
dengan mengalirkan campuran uap SiCl4 dengan gas H2 melalui
suatu tabung yang dipanaskan. Dengan cara ini dapat diperoleh silikon ultra
murni yang pengotornya hanya sekitar 10 %. Reaksinya adalah sebagai berikut.
SiCl4(g) + 2H2(g) Si(s) +
4HCl(g)
Padatan Si yang terbentuk berupa batangan yang perlu dimurnikan
dengan cara pemurnian zona (zona refining), seperti pada gambar
pemurnian zona silikon. Pada
pemurnian zona batangan silikon tidak murni secara perlahan dilewatkan ke bawah
melalui kumparan listrik pemanas yang terdapat pada zona lebur. Karena
pemanasan maka batang silikon tidak murni akan mengalami peleburan.
Seperti pada sifat koligatif larutan tentang pemurnian titik lebur
larutan dimana titik lebut larutan adalah lebih rendah dibandingkan titik lebur
pelarut murni. Pemurnian silikon anolog dengan hal tersebut, silikon murni di
anggap sebagai pelarut sedangkan leburan silikon yang mengandung pengotor
dianggap sebagai larutan. Berdasarkan sifat koligatif larutan maka titik lebur
silikon murni akan akan lebih tinggi dibanding titik lebur silikon yang tidak
murni (bagian yang mengandung pengotor).
Hal ini menyebabkan pengotor cenderung mengumpul disilikon yang
mengandung pengotor (bagian atas pada zona peleburan). Selama permurnian zona
berlangsung maka bagian bawah yang merupakan silikon murni akan bertambah
banyak sedangkan bagian atas semakin sedikit. Pengotor yang ada akan
terkonsentrasi pada bagian yang sedikit tersebut.
Setelah leburan mengalami pembekuan maka akan diperoleh suatu
batangan dimana salah satu ujung merupakan silikon paling murni sedangkan
silikon yang lain merupakan silikon yang dipenuhi dengan pengotor atau bagian
silikon yang paling tidak murni. Walaupun demikian terkadang bagian yang paling
murni dari silikon ada pada bagian atas sedangkan bagian yang paling tidak murni
berada pada bagian bawah. Bagian yang tidak murni dan tidak murni dapat
dipisahkan dengan cara pemotongan.
I. Manfaat silikon
Ada banyak manfaat
silikon, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
· Penggunaan
penting dari silikon adalah dalam pembuatan transistor, chips, komputer dan sel
surya. Untuk tujuan itu diperlukan silikon ultra murni. Silikon juga digunakan
dalam berbagai jenis alloy dengan
besi (baja). Sedangkan senyawa silikon digunakan dalam industri.
· Silika
dan silikat digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin dan semen.
· Larutan
pekat natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat padat amorf
yang tidak berwarna, yang disebut water glass, digunakan untuk pengawetan telur
dan sebagai perekat, juga sebagai bahan pengisi (fillir) dalam detergen.
· Silikon
karbida (SiC), merupakan zat padat yang sangat keras digunakan untuk ampelas
(abrasive) dan pelindung untuk pesawat ulang alik terhadap suhu yang tinggi
sewaktu kembali ke bumi.
Silika gel, suatu zat
padat amorf yang sangat berfori, dibuat dengan melepas sebagian air dari asam
silikat (H2SiO3) atau (SiO2.H2O). Silika
gel bersifat higroskopis (mengikat air) sehingga digunakan sebagai pengering
dalam berbagai macam produk.
No comments:
Post a Comment