Sunday, March 3, 2019

Semangat Kesadaran Berbangsa


Semangat Kesadaran Berbangsa
"Sumpah Pemuda" 28 Oktober 1928


POETOESAN CONGRES PEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA
------------------------------------------------------------------------------------------
Kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia yang berdasarkan kebangsaan dengan nama Jong-Java, Jong-Sumatra (Pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong-Islamieten Bond, Jong-Bataksbond, Jong-Selebes, Pemoeda Kaum Betawi, dan Perhimpoenan Pelajar-pelajar Indonesia:

memboeka rapat pada tanggal 27 dan 28 October tahoen 1928 dinegeri Djakarta

sesoedahnya mendengar pidato-pidato dan pembitjaraan jang diadakan dalam kerapatan tadi:

sesoedahnya menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan ini:
kerapatan laloe mengambil poetoesan:


 
28 oktober adalah hari teramat penting dalam proses rakyat indonesia menemukan dan membangun identitasnya sebagai bangsa dan  memperkokoh kesadaran berbangsa dan semangat berjuang pantang mundur untuk mencapai kemerdekaan dalam perjuangan panjang melawan kolonialisme belanda. Kesadaran dan semangat itu yang mendasari perjuangan bangsa indonesia, membela kedaulatan dan keutuhan wilayah republik indonesia, melawan dan mengalahkan subversi dan intervensi imperialisme melalui berbagai gerakan separatis.

            Kesadaran dan semangat ini pula yang merupakan dasar ideologi serta melahirkan kesadaran politik untuk diproklamasikannya kemerdekaan indonesia dari sabang sampai merauké pada tanggal 17 agustus 1945 dan juga merupakan dasar lahirnya falsafah dan ideologi pancasila yang diuraikan oleh bung karno dalam pidato beliau: lahirnya pancasila, 1 juni 1945. Kesadaran berbangsa ini pula yang memungkinkan lahir dan dibelanya prinsip berbangsa -- "bhinneka tunggal ika", kesatuan dalam perbedaan, atau berbeda-beda tetapi satu. Yang juga selanjutnya menjamin dipertahankannya republik indonesia sebagai negara sekular dan pluralis. Tak hanya itu, semangat dan kesadaran berbangsa ini pula, yang melahirkan dan menggelorakan gerakan reformasi menuntut demokrasi dan keadilan, melawan kesewenang-wenangan.

            Pertistiwa bersejarah lahirnya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang  merupakan tonggak-sejarah dalam perjalanan bangsa telah memberikan dorongan kuat sebagai suatu lompatan besar bersangkutan dengan kebangkitan kesadaran nasional bangsa indonesia yang berbunyi :





























PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.

KEDOEA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.

KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA
 
 
















Sebelum lahirnya deklarasi 'sumpah pemuda', telah dimulai proses kebangkitan kesadaran berbangsa. Proses lahir dan berkembangnya kesadaran berbangsa indonesia tak lepas dari faktor luar yang memberikan pengaruh positif. Misalnya, lahir dan berkembangnya gerakan kemerdekaan india di bawah pimpinan mahatma gandhi dan jawaharlal nehru. Gerakan kemerdekaan india memberikan warna dan pengaruh non-koperasi dan massa-aksi atas gerakan kemerdekaan indonesia. Kemenangan jepang atas rusia yang melibatkan kedua negeri itu dalam peperangan tahun 1905 juga merupakan pemahaman baru bangsa-bangsa asia bahwa mereka mampu mengalahkan bangsa kulit putih yang dipropagandakan sebagai bangsa yang lebih unggul dari bangsa asia. Revolusi nasional demokratis tiongkok melawan kerajaan di bawah pimpinan dr sun yat-sen juga merupakan faktor positif dalam perkembangan kesadaran nasional bangsa indonesia. Dalam pidato lahirnnya pancasila, 1 juni 1945, bung karno secara khusus menyebut san min chu-i nya dr sun yat-sen, yaitu tiga prinsip revolusi tiongkok sebagai salah satu sumber inspirasi dalam perjuangan kemerdekaan indonesia.

            Namun, deklarasi 'sumpah pemuda', yang dicetuskan pada tanggal 28 oktober 1928, merupakan suatu manifestasi politik yang unik. Deklarasi itu untuk pertama-kalinya menyatakan semangat. Ketersepakatan dan keteguhan tekad pemuda-pemuda indonesia sebagai satu nasion yang bertanahair, berbangsa dan berbahasa satu - indonesia.

            Pada akhir abad ke-19 lahir dan perkembangan kesadaran berbangsa, sedikit banyak memperoleh inspirasi dari terbitnya buku multatuli (eduard douwes dekker (2 maret 1820 - 19 februari 1887) - , berjudul "max havelaar, of de koffij-veilingen de nederlandsche handel maatschappij" (brussel, 1859). Dengan karya sastra politiknya itu, multatuli dengan keras dan lantang menggugat kesewenang-wwenangan kekuasan rezim kolonial hindia belanda (di lebak, banten) serta kekuasaan feodal setempat yang menjadi tumpuan kekuaasan kolonial, terhadap kaum tani dan pekerja setempat. Buku multatuli adalah suatu gugatan pertama, keras dan terbuka oleh seorang mantan pejabat belanda sendiri terhadap kekuasaan kolonial belanda atas indonesia.

            Sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa kita yang gemilang untuk mencapai kemerdekaan, dihiasi dengan epik perlawanan bersejarah dan berdarah yang gagah berani, seperti yang terjadi dalam pemberontakan di banten dan sumatera barat dalam tahun 1926-1927. Pemberontakan melawan penguasa kolonial belanda yang lebih banyak dikenal dengan nama pemberontakan pki, adalah sumbangsih penting rakyat banten dan sumatra barat dalam perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Tetapi dalam interpretasi para akhli sejarah rezim orba perlawanan terhadap kolonialisme belanda itu dicap dan disalahkan sebagai suatu peristiwa 'pemberontakan'.

            Hari sumpah pemuda, membawa kita pada pengertian yang jelas, bahwa tegaknya negara republik indonesia merdeka adalah hasil perjuangan dan jerih payah, keringat dan darah dari berbagai gerakan nasionalis, islam dan komunis. Proses yang ditandai sejak berdirinya boedi otomo, disusul dengan munculnya muhammadiyah, sarekat islam, indische partij yang dipimpin oleh douwes dekker, tjipto manoenkoesoemo dan soewardi soerjadingrat; pki, partai nasional indonesia, dll termasuk gerakan buruh dan sarekat-sarekat sekerja lainnya; itu semua merupakan kesatuan proses perjuangan kemerdekaan dengan keterlibatan berbagai aliran politik dan kepercayaan.

            Tidak ketinggalan pula peranan penting dalam proses kesedaran berbangsa yang diambil oleh para mahasiswa dan pelajar indonesia yang belajar di belanda, tergabung dalam perhimpunan indonesia (pi).

            Proses kebangkitan dan menguatnya kesedaran berbangsa negeri kita, menunjukkan pula bahwa bangsa kita mampu bersatu dan menyerempakkan langkah, demi kepentingan seluruh bangsa dan tanah air, seperti pada periode koloinialisme hindia belanda. Itu termanifestasi ketika terbentuknya permufakatan perhimpunan politik kebangsaan indonesia (pppki) dan pada periode proklamasi kemerdekaan indonesia; serta pada periode reformasi menggulingkan presiden suharto.

            Dengan mengkhayati semangat dan jiwa sumpah pemuda 28 oktober 1928, bangsa indonesia pasti akan mampu mengatasi gerakan reformasi serta dengan langkah tegap meneruskan perjuangan demi hak-hak demokrasi dan ham, serta mengakhiri situasi impunity, ketiadaan hukum, menggalakkan gerakan menyeret ke pengadilan koruptor-koruptor dan para pelanggar ham berat, seperti yang terjadi pada peristiwa 1965 dan pada peristiwa mei 1998


No comments:

Post a Comment